Our Hot News

Rindu Yang Tak Terrbalas


Rindu Yang Tak Terbalas

Setiap jentikan jariku mulai ragu
Hanya aksara, sederhana, diam dan membisu
Mimpiku ditelan semua candu
Gugugur satu-satu
Bukan aku yang dulu.
Seketika aku dirundung rindu
Pada ayah dan ibu
Aku merasa kehilangan doa dan restu
Diatas jalan yang berliku
Semua nampak buntu
Aku ingin menangis saja sampai gagu
Biar hilang luka masa lalu
Bebanku, ketika semua menunggu
Dan aku bukan yang tunggu
Pada yang di langit ku mengadu
Biar hilang butiran-butiran debu
Biar kuat menahan beban di bahu
Biar kembali semua ilmu.
Suara-suara parau
Hilang ditelan waktu
Dan aku masih menahan rindu
Dinginnya menyayat pipiku
Membuat hatiku ngilu.
Bukan laut merah yang membuatku beku
Tapi bayang-bayang ibu yang telah kaku
..............
Tentang doanya itu.
Akan ku aminkan sepanjang waktu.


Arah Hidupku ada Pada-Mu

Arah Hidupku ada Pada-Mu
Aku tidak tahu apakah ini mendung atau kabut
Atau hanya merupakan batas pandanganku
Tapi setidaknya aku berharap,,,
Ada secercah cahaya di baliknya
Setitik hikmah dari Rabku
Yang tidak mampu ku jangkau dengan otakku
Hatiku hanya berharap,,,
Selalu ada kebaikan di balik itu
Ya Rob,,,dalam gelap ini
Di tengah gurun dan bebatuan ini
Aku meminta pada-Mu
Jangan hentikan langkahku karena keputusasaan
Tenangkan aku dalam batas kemampuanku
Engkau lebih tahu tentang diriku
Maka aku serahkan diriku pada-Mu sepenuhnya.

Sebegitu Bodohkah Aku Ini..?

   Hal yang paling menakjubkan dalam hidup ini adalah saat kita mencoba untuk tidak peduli pada semua derita yang ada, menantang semua cobaan yang ditawarkan oleh hidup ini, mencoba menorobos badai yang menghalangi setiap langkah kaki ( keren gila!!!,,,,,), kemudian ketika semua tidak bisa kita lalui kita tertawa dalam kerapuhan kemudian mendekatkan mulut kita ke telinga kita sambil berbisik aku rapopo...rapuh porak poranda ( hayo siapa yang bisa ??).
   Memang akhir-akhir ini ( bebrapa semester terakhir maksud koe ) banyak kejanggalan - kejanggalan dalam hidup ini, rasanya banyak hal berjalan tidak normal alias tidak pada porosnya, kemudian ketika aku memilih pasrah apapun yang akan terjadi dalam hidupku dan takjub dengan sifat air yang mengalir, kemudian memilih cara air untuk menghadapi semua ini, memilih untuk berjalan mengikuti alur hidupku kemana aku dibawa oleh waktu kesitu aku melangkah aku semakin tidak menemukan jawaban atas setiap kejanggalan-kejanggalan yang aku hadapi sampai akhirnya aku merasa tersesat dan bingung menentukan kemana arah jalan pulang.
   Setahu dan seingatku ketika masa-masa aku hidup berdampingan dengan tempe balok dan tahu hanet dahulu masalah pelajaran tidak serumit setelah aku mengenal Brust dan Albaik sekarang ini, semua masalah bisa teratasi hanya dalam waktu semalam, ya semalam saja dan tak lebih dari jam duabelas malam semua selesai, tapi sekarang aku bisa melihat perbedaan pada diriku, fisik dan psikis, fisik secara umum sebenarnya tidak terlalu terlihat karena memang aku dari dulu tidak memiliki perubahan fisik yang signifikan kalau kata Pak RT Awas Ada Sule!!, hanya saja pada bagian wajah terutama kelopak mataku, ada efek mata panda yang kulihat ketika berdiri di depan cermin, kurang tidur atau pola tidur yang salah entahlah, yang jelas aku lebih sering terjaga semalam suntuk hanya untuk membolak balik lembar pelajaran, mimpipun kadang sambil duduk, suatu hal yang tidak normal bagiku.
   Sebegitu ekstra usaha yang ku lakukan ( menurutku ), ternyata masih saja aku merasa tertinggal sangat jauh dengan kawan-kawan, mereka telah terlampau jauh dalam hal wawasan dan pengetahuan, sedangkan langkahku masih tercekal oleh hal-hal yang sifatnya masih basic yang seharusnya aku kuasai dari dulu ( dari dulu kemana aja mangkanya...? ). Tapi sudahlah aku tidak akan berlarut-larut meratapi semua ini, toh aku masih punya harapan untuk terus melangkah. Sekarang mungkin saatnya aku membenarkan kata guruku dulu bahwa aku harus merubah pola belajarku dahulu dengan pola baru, karena cara-cara yang dahulu ku pakai mungkin untuk saat ini hanya mementahkan segala usahaku dan akan melapukkan impian-impianku.
bersambung...
  

Tidak pantas menjadi penulis

Tidak pantas menjadi penulis
   Miris melihat tulisa-tulisan tentang cerita diatas ranjang yang banyak bertebaran sekarang ini. entah itu tulisan iseng atau mempunyai tujuan tertentu karena peminatnya bejibun, tapi sadar atau tidak sebenarnya penulis cerita-cerita tersebut memiliki andil yang besar dalam merusak moral bangsa ini. Bukan sok suci tapi lagi galau membayangkan bagaimana nantinya kondisi Negeri Indonesia yang katanya mereka cintai sepenuh hati beberapa tahun kedepan kalau penerusnya sudah rusak moralnya. Penulis mungkin tidak peduli dengan dampak yang ditimbulkan dari ceritanya terhadap orang lain, yang penting dia happy dan dapat untung, semua urusan selesai, tapi mungkin dia lupa bahwa dia menyebarkan tulisannya di tempat umum dimana semua orang dapat mengakses dan membaca tulisannya, kalaupun hanya untuk member yang terdaftar bukankah para member bisa mengcopasnya dan merepostnya ke tempat lain yang bisa dilihat oleh semua orang, dan tidak mustahil anak dan sanak saudaranya akan membacanya.Dan dengan begitu dia telah merusak anak dan keluargany dengan cara yang happy yang tidak ia sadari.